Pilihan,
setiap orang memiliki hak itu, tanya saja pada wanita yang sedang berbelanja di
toko baju, walau hanya membeli satu atau dua baju tapi berapa waktu yang
dibutuhkan untuk menetapkan pilihan bajunya diantara ribuan baju yang
tersedia?? bisa satu jam, dua jam atau bahkan berjam – jam hanya untuk memilih
baju yang bagus dan cocok sesuai dengan yang diinginkan.
Orang
tua akan memilih pendidikan terbaik untuk anaknya, baik itu pendidikan akademis
maupun pendidikan rohani. Sehingga para ibu berbondong – bondong memasukan
anaknya ke tempat les favorit, les biola, les olahraga, les bela diri yaa apa
pun itu namanya yang jelas mereka memilih cara itu semua untuk kebaikan anak –
anaknya, hingga suatu hari nanti mereka dapat berhasil, dan jelas orang tua
tidak ingin salah memilih untuk anak – anaknya karena pilihannya hari ini akan
menentukan keberadaan anak – anaknya di masa yang akan.
Untuk
sebagian orang uang mungkin bukan masalah besar, sehingga tidak ada kesulitan
yang berarti bila hasratnya menginginkan kendaraan yang mewah, berlibur ke luar
negeri atau bahkan beribadah umroh setiap bulan. Tapi.. untuk sebagian orang
hal tersebut tidak dapat dilakukannya, karena keterbatasan sehingga mereka akan
memilih hal – hal yang dapat membahagiakannya dengan pilihan yang lain, karena
terkadang pilihan itu berbenturan dengan keadaan.
Yaa
apa pun pilihannya manusia memiliki kecenderungan untuk memilih yakni, pilihan
terbaik untuk dirinya, pilihan berkualitas, dan pilihan yang mampu membuat
dirinya bahagia. Itu adalah fitrah manusia, selalu mengharapkan yang baik untuk
dirinya apa pun prosesnya manusia akan berusaha meraih itu walaupun terkadang
pilihannya itu berbenturan dengan keadaan. Yang jadi masalah adalah apakah
cukup pilihan tersebut hanya terbaik untuk dirinya sendiri saja ?? bagaimana
dengan orang lain ?? lantas bahagia seperti apa yang ingin didapatkan??
bukankah kadar bahagia setiap orang berbeda – beda??
Rasa
egois, iya itu lah yang selalu melekat dalam diri manusia. Mengedepankan
kepentingan pribadinya di atas kepentingan orang lain. sehingga kita tau
pilihan – pilhan apa yang akan ia ambil disetiap kehidupannya. Rasa egois ini
pula lah yang menjadikan kita lupa bahwa suatu saat pilihan – pilihan dalam
hidup ini akan dipertanggung jawabkan.
Sebagian
orang mungkin mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan – pilihan dalam
hidupnya. Yaa.. bingung memilih kuliah di mana, memilih pekerjaan yang mana,
atau bahkan memilih jodoh untuk kehidupan rumah tangga. Kebingungan itu selalu
menghampiri hingga akan muncul rasa ragu untuk melangkah karena berbagai pilihan
yang ada menyulitkan untuk dipilih.
Seorang
sahabat bercerita, ia mengalami kesulitan dalam memilih. Usianya yang masih
muda mungkin menjadikannya masih labil dalam memilih ini. Singkat cerita, ada
seorang pria yang datang ke rumahnya dan meminta ijin kepada orang tuanya untuk
menikahi sahabat ini. Kedatangannya yang tidak diduga mengejutkan orang tua
sahabat ini karena tidak ada pembicaraan pernikahan sebelumnya, pria yang datang adalah teman SMA yang sudah tidak lama
berjumpa, tapi.. ia sendiri pun tak menduga bahwa teman yang dahulu sempat
dekat dan berjanji akan menikahinya diusia 22 tahun benar – benar menempati
janjinya. Dahulu mereka memang berjanji ingin hidup bersama dalam mahligai
pernikahan tapi... sekarang keadaannya berbeda setelah kejadian tersebut
sahabat ini bingung akan menempati janjinya atau tidak karena sekarang ia tidak
mencintai pria itu sama sekali. Galau,
Rasa
cintakah yang menjadi ukuran dalam sebuah pernikahan??
aahh
ntahlah pilihan apa yang akan diambil oleh sahabat ini semoga pilihan terbaik
untuk semuanya. Kalau kata orang pria berhak untuk memilih wanita yang ingin
dinikahinya, maka wanita pun berhak untuk memilih menerimanya atau memilih
untuk menolaknya.
Dan
hari ini aku telah menetapkan pilihan besar dalam hidup ini, bismilah
Terima
kasih telah menjadi teman berbagi selama masa kegalauan ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar