Selasa, 03 Februari 2015

Pilihan...

Pilihan, setiap orang memiliki hak itu, tanya saja pada wanita yang sedang berbelanja di toko baju, walau hanya membeli satu atau dua baju tapi berapa waktu yang dibutuhkan untuk menetapkan pilihan bajunya diantara ribuan baju yang tersedia?? bisa satu jam, dua jam atau bahkan berjam – jam hanya untuk memilih baju yang bagus dan cocok sesuai dengan yang diinginkan.
Orang tua akan memilih pendidikan terbaik untuk anaknya, baik itu pendidikan akademis maupun pendidikan rohani. Sehingga para ibu berbondong – bondong memasukan anaknya ke tempat les favorit, les biola, les olahraga, les bela diri yaa apa pun itu namanya yang jelas mereka memilih cara itu semua untuk kebaikan anak – anaknya, hingga suatu hari nanti mereka dapat berhasil, dan jelas orang tua tidak ingin salah memilih untuk anak – anaknya karena pilihannya hari ini akan menentukan keberadaan anak – anaknya di masa yang akan.
Untuk sebagian orang uang mungkin bukan masalah besar, sehingga tidak ada kesulitan yang berarti bila hasratnya menginginkan kendaraan yang mewah, berlibur ke luar negeri atau bahkan beribadah umroh setiap bulan. Tapi.. untuk sebagian orang hal tersebut tidak dapat dilakukannya, karena keterbatasan sehingga mereka akan memilih hal – hal yang dapat membahagiakannya dengan pilihan yang lain, karena terkadang pilihan itu berbenturan dengan keadaan.
Yaa apa pun pilihannya manusia memiliki kecenderungan untuk memilih yakni, pilihan terbaik untuk dirinya, pilihan berkualitas, dan pilihan yang mampu membuat dirinya bahagia. Itu adalah fitrah manusia, selalu mengharapkan yang baik untuk dirinya apa pun prosesnya manusia akan berusaha meraih itu walaupun terkadang pilihannya itu berbenturan dengan keadaan. Yang jadi masalah adalah apakah cukup pilihan tersebut hanya terbaik untuk dirinya sendiri saja ?? bagaimana dengan orang lain ?? lantas bahagia seperti apa yang ingin didapatkan?? bukankah kadar bahagia setiap orang berbeda – beda??
Rasa egois, iya itu lah yang selalu melekat dalam diri manusia. Mengedepankan kepentingan pribadinya di atas kepentingan orang lain. sehingga kita tau pilihan – pilhan apa yang akan ia ambil disetiap kehidupannya. Rasa egois ini pula lah yang menjadikan kita lupa bahwa suatu saat pilihan – pilihan dalam hidup ini akan dipertanggung jawabkan.
Sebagian orang mungkin mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan – pilihan dalam hidupnya. Yaa.. bingung memilih kuliah di mana, memilih pekerjaan yang mana, atau bahkan memilih jodoh untuk kehidupan rumah tangga. Kebingungan itu selalu menghampiri hingga akan muncul rasa ragu untuk melangkah karena berbagai pilihan yang ada menyulitkan untuk dipilih.
Seorang sahabat bercerita, ia mengalami kesulitan dalam memilih. Usianya yang masih muda mungkin menjadikannya masih labil dalam memilih ini. Singkat cerita, ada seorang pria yang datang ke rumahnya dan meminta ijin kepada orang tuanya untuk menikahi sahabat ini. Kedatangannya yang tidak diduga mengejutkan orang tua sahabat ini karena tidak ada pembicaraan pernikahan sebelumnya, pria yang  datang adalah teman SMA yang sudah tidak lama berjumpa, tapi.. ia sendiri pun tak menduga bahwa teman yang dahulu sempat dekat dan berjanji akan menikahinya diusia 22 tahun benar – benar menempati janjinya. Dahulu mereka memang berjanji ingin hidup bersama dalam mahligai pernikahan tapi... sekarang keadaannya berbeda setelah kejadian tersebut sahabat ini bingung akan menempati janjinya atau tidak karena sekarang ia tidak mencintai pria itu sama sekali. Galau,
Rasa cintakah yang menjadi ukuran dalam sebuah pernikahan??
aahh ntahlah pilihan apa yang akan diambil oleh sahabat ini semoga pilihan terbaik untuk semuanya. Kalau kata orang pria berhak untuk memilih wanita yang ingin dinikahinya, maka wanita pun berhak untuk memilih menerimanya atau memilih untuk menolaknya.
Dan hari ini aku telah menetapkan pilihan besar dalam hidup ini, bismilah

Terima kasih telah menjadi teman berbagi selama masa kegalauan ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar