Merasa diri
besar sebesar raksasa tapi kenyataannya saat di bandingkan dengan seekor semut pun diri ini sungguh tak terlihat. Ngakunya
sih mampu terbang ke langit padahal belajar melompat saja diri ini masih harus
terjatuh. Mengapa mata ini begitu angkuh jalan ke depan padahal tidak mampu
melihat kanan dan kiri atau bahkan belakang. Kejadian demi kejadian bukan
menjadikan diri ini semakin tumbuh tapi justru tulang ini semakin keropos dan tak kuat untuk menopang lagi. sungguh naif diri ini, ketika semua ini
terjadi selalu meninggikan keegoisan dan kesombongan semata, tanpa mampu
melihat sisi lain yang justru itu merupakan alasan besar mengapa hal ini
terjadi.
Sungguh sakit
diri ini dalam kesendirian yang tak terbatas,
menapaki jalan yang walau terang tetapi tetap takut. pergilah.. pergilah
.. kalian, kejar apa yang kalian inginkan, karna sungguh diri ini masih di sini
iya masih, masih menunggu ..
Terima kasih
Allah, karena sekarang diri ini dimampukan untuk mengerti sesuatu yang dari
dulu selalu membuat mata ini tertutup tak mampu melihatnya, terima kasih karena
diri ini telah menyadari hal yang awalnya selalu dianggap tak berarti padahal
ini sungguh sulit dan harus diselsaikan.
*Saat hujan
datang semakin deras maka janganlah berlari dan berdoa agar hujannya terhenti tapi
berdoalah supaya payung yang dipegang dikuatkan.
*Saat mengaku
mencintai hujan mengapa harus berlari saat hujan itu datang ?? terkadang memang
harus merasakan bagaimana rasanya kehujanan karena mengaku mencintai saja tidak
cukup perlu dibuktikan.
Laa
Tahzan Inallaha Ma A ‘Na :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar