Jumat, 21 November 2014

Diri Ini

Merasa diri besar sebesar raksasa tapi kenyataannya saat di bandingkan dengan seekor  semut pun diri ini sungguh tak terlihat. Ngakunya sih mampu terbang ke langit padahal belajar melompat saja diri ini masih harus terjatuh. Mengapa mata ini begitu angkuh jalan ke depan padahal tidak mampu melihat kanan dan kiri atau bahkan belakang. Kejadian demi kejadian bukan menjadikan diri ini semakin tumbuh tapi justru tulang ini semakin keropos  dan tak kuat untuk menopang lagi.  sungguh naif diri ini, ketika semua ini terjadi selalu meninggikan keegoisan dan kesombongan semata, tanpa mampu melihat sisi lain yang justru itu merupakan alasan besar mengapa hal ini terjadi.
Sungguh sakit diri ini dalam kesendirian yang tak terbatas,  menapaki jalan yang walau terang tetapi tetap takut. pergilah.. pergilah .. kalian, kejar apa yang kalian inginkan, karna sungguh diri ini masih di sini iya masih, masih menunggu ..
Terima kasih Allah, karena sekarang diri ini dimampukan untuk mengerti sesuatu yang dari dulu selalu membuat mata ini tertutup tak mampu melihatnya, terima kasih karena diri ini telah menyadari hal yang awalnya selalu dianggap tak berarti padahal ini sungguh sulit dan harus diselsaikan.
*Saat hujan datang semakin deras maka janganlah berlari dan berdoa agar hujannya terhenti tapi berdoalah supaya payung yang dipegang  dikuatkan.
*Saat mengaku mencintai hujan mengapa harus berlari saat hujan itu datang ?? terkadang memang harus merasakan bagaimana rasanya kehujanan karena mengaku mencintai saja tidak cukup perlu  dibuktikan.

Laa Tahzan Inallaha Ma A ‘Na :)

Jumat, 18 April 2014

Saat Ini

Memang terasa ada yang hilang setelah hampir 2 bulan gue tidak melakukan rutinitas seperti biasa, setelah sebulan berlalu pun banyak sekali aktivitas yang ditinggalkan, tapi,,, kebiasaan gue yang dulu ilang bukan berarti sekarang gue leha – leha yang ada makin sibuk *sok sibuk* lebih tepatnya hehe
Tidak gue pungkiri terkadang rasa rindu akan kebiasaan yang dulu sering menghampiri tapi semuanya hanya datang sesekali karna sekarang terganti oleh aktivitas yaaaang banyak menyita waktu. Oke sedikit pengumuman deh ya aktivitas gue sekarang ini yaa ngurusin salah satu KKM (Kelompok Kerja Mahasiswa) di Fakultas gue itu loh Fortifikasi, mau tau lebih lanjut cek aja facebook sama twitternya (Fortifikasi FPIK UNPAD, @Fortif_UNPAD) *promosi dikit heehe

Sebagai mahasiswa tingkat 3 *cie tua --“ organisasi ini bukan organisasi pertama yang gue ikutin di kampus, dulu tahun pertama gue sok – sokan ikut di bem fakultas, dan tahun ke dua gue berkelana ke bem univ, nah niatnya di tahun ke tiga ini gue pengen stop organisasi, ceritanya sih pengen fokus kuliah ngejar apa yang belum kesampean gitu hehe. Awal – awal masuk semester 6 sih memang gue ga bakalan ikutan apapun, ditawarin jadi ini itu pun gue tolak haha *bahasanya --“. Tapi emang beneran kerjaan gue Cuma yaa gitu – gitu aja kuliah – pulang, kuliah – perpus – pulang, sampai pada suatu hari setelah kuliah selsai gue keluar dan ke toilet sebentar tau – tau pas keluar ada temen – temen gue yang lagi mempersiapkan MUBES (Musyawarah Besar) buat KKM Fortif, oke dulu iya dulu,,,, banget gue emang terdaftar jadi salah satu anggotanya, tapi karena kurang info jadi gue jarang bergabung *parah banget yaaa hehe
Yaa karna memang gue lagi gak sibuk jadi gue sempetin aja ikut ngumpul – ngumpul fortif. Singkat cerita pada saat itu mereka sedang memilih ketua baru memang telah terpilih beberapa calon tapi dari kedua calon tersebut memang tidak memungkinkan untuk menjadi ketua kata mereka sih itu juga,  daaaaannn malapetaka pun datang saat salah seorang temen gue bilang
“udahlah kalo emang si A ga bisa yaudah, si B pun ga bisa diharapkan, kalo gue sih mengajukan Febbie jadi ketua karna dia itu,, bla,, bla,, bla,,, “
Sontak gue kaget ngedengernya, apa pula gue dicalonin jadi ketua, ga banget deh. Parahnya lagi temen – temen yang lain langusng meng iya kan, karna memang pemilihan ini harus dipercepat, bingung saat itu gue mau mengsanggupkan atau malah menolaknya, tapi gue pengen fortif ini lebih maju ga kaya kemarin – kemarin, dan memang pemilihan ini dikejar waktu juga. Yaaa ntah dapet ilham dari mana gue langsung menyanggupkan dan resmilah gue manjadi ketua fortif *apa banget kan yaaa --“
Itu lah kerjaan gue sekarang >> Ngurusin Fortif << jadi ga aneh kalo sekarang gue berangkat pagi pulang malam, *bukannya dari dulu – dulu juga gitu ya feb --“
Iya sih tapi sekarang itu yang harus diurus dan dipikirkan banyak banget jadi ntah kenapa kadang suka cape, tapi,,, gue bahagia – bahagia aja ko ada ditengah – tengah sahabat fortif :)

Belum lagi sekarang ini gue jadi koordinator marketing salah satu acara angkatan gue, yang ceritanya pengen ngedatengin artis papan atas gitu, otomatis dana yang dibutuhinnya juga pasti besar dan itu PR gue selaku koor marketing gimana caranya dapet dana banyak, kan pusing kan, but so far gue tetep seneng ngejalaninya karna gue ntah kenapa have fun aja gitu hehe
Walau cape banyak pikiran tapi disini banyak banget pelajaran yang bisa gue dapet hehe dan orang – orang disekitar gue juga mengajarkan banyaaaak banget ilmu yang ga bakal didapet di mata kuliah deh pokoknya jadi bersyukur saja :)
Dan salah satu yang paling gue syukuri adalah walau gue sekarang lepas dari orang – orang yang dulu selalu ada disekitar gue tapi sekarang Allah menyiapkan orang – orang yang jauh lebih menyayangi gue terima kasih buat semuanya, i love you all :* *alay dikit ehehe

Oke jadi fix yaaa semester 6 alias tingkat 3 ini gue ga Cuma sekedar kuliah – pulang kuliah – pulang, kalo sekarang sih kuliah – rapat – kumpul – sekre – baru deh pulang, alhasil pulang gelap itu udah biasa. Dan temen – temen inilah gue sekarang, walau akhir – akhir kemarin banyak sekali hal keadaan yang berubah tapi inilah gue sekarang dan gue alhamdulilah selalu bahagia dan bersyukur atas semua yang terjadi sama gue, rencana Allah sangat indah :)
Pada suatu hari gue pulang ke kostan lebih tepatnya kontrakan memang rada malem sih karna ngurusin OPREC Fortif. Karna cape gue langsung aja siap – siap tidur, sebelum tidur seperti biasa ritual gue setiap hari yaitu selalu menghayal mengenai cita – cita dan impian gue hehe sebagai motivasi aja sih ckck
Oke gue termasuk orang yang rada – rada memiliki fantasi yang tinggi, akibatnya sebelum pembicaraan sebelum tidur berlanjut ke alam mimpi dan mungkin itu menjadi nyata haha, berkeliling negara – negara yang diimpikan, memakan makanan yang Cuma jadi harapan aja tapi dimimpi itu bener – bener jadi nyata dong, hahah aneh memang
Gue yang ga bisa nyetir mobil tiba – tiba jadi wanita tanggung pembalap F1 kan aneh kan hahhaa, tapi dimimpi itu pas lagi cape – cape balapan tiba – tiba handphone gue berdering dan pas gue liat ada sms dengan isinya :
“Hai Febbie apa kabar ?? long time no see ya kita kamu ke mana aja sih ??
Ehm,, feb aku kangen deh sama kamu blaa,,blaa,,blaa,,”
Iihh waaw gue kaget tau – tau ada sms itu sontak gue langsung bangun daaaaaan memang itu ternyata,,, hanya,,, iya hanya,,, mimpi --“

Sayang banget hanya mimpi,, dan setelah kaget beebrapa menit dengan kejadian itu gue lanjut tidur kembali sambil senyum – senyum dan berharap mimpinya berlanjut hehehe *ngaco :P

Rabu, 05 Maret 2014

Rapuh

Maafkan bila detik waktu ini selalu melewatkan masa - masa indah kita
Maafkan bila aku mengungkapkan kata "Cinta" hanya dimulut saja
Maafkan bila bila pengobarbananku hanya dipikiran saja

aahh memang inilah aku ..
wanita berusia 21 tahun  yang ntah sudah melakukan hal - hal bodoh di hidupnya
yaa inilah aku..
aku seorang kakak yang ingin adiknya jauh lebih bermanfaat darinya
aku..
iya aku seorang anak perempuan yang ingin disetiap langkahnya melestarikan nama kedua orang tua
membawanya hingga seluruh orang tau bahwa kalian Mamah dan Papah yang LUAR BIASA
dan inilah aku
yang selalu merasa malu selalu salah dihadapanMu
selalu sombong dengan aktivitas yang dibanggakan padahal ntah malaikat mana yang mencatatnya
selalu berprasangka baik tentang surga padahal mungkin api neraka yang jauh lebih dekat, naudzubilah
aahh hamba macam apa aku ini
tapi.. dibalik ketidak tahuanku aku hanya berusaha menjadi hamba yang diharapkan
hamba yang berkulitas untuk agama, keluarga dan sesama
maafkan atas kebodohan ini semoga semua yang terjadi hanyalah ujian dan semua yang terjadi akan indah pada waktunya karna semua ini hanya ujian dan rapuh bukanlah pilihan.

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji??" (Al - Ankabut :1 )







Senin, 03 Februari 2014

Pelangi

Pagi itu setelah hujan mengguyur semaleman ternyata matahari menyambut dengan cerahnya di awal musim semi, udara pagi itu berubah menjadi hangat dan saat menghirup segarnya udara mataku tertuju pada langit yang biru dan tampak cantik saat tiba – tiba pelagi muncul tepat dihadapanku, indah :)


Aku melihat anak perempuan sekitar berumur 7 tahun tersenyum riang sambil mengangkat tangan ke arah pelangi berharap dapat meraihnya, dengan pipi kemerehan anak kecil itu terus tersenyum dan meloncat – loncat seakan pelangi itu dapat ia raih, lucu :)
Anak kecil itu pun berlari – lari di padang rumput yang hijau ditemani cahaya matahari yang lembut, bernyanyi – nyanyi walau kadang lirik yang ia nyanyikan salah atau nada yang tak beraturan tapi justru itu membuat aku tertawa – tawa kecil, indah :)
Aku masih ingat jelas saat di bawah pelangi itu ia bersama orang yang disayanginya bercengkrama saling berbicara walau tak bertema tapi ntah mengapa mereka dapat saling tersenyum bahagia,, bahagia sekali,, :)
Dan hal yang paling aku suka saat awal musim semi itu adalah cuaca yang masih terasa dingin tapi cahaya matahari dengan malu – malu mulai menggantikan kedinginan itu, bau daun yang mulai bersemangat untuk berfotosintes kembali, siulan burung – burung yang siap mewarnai langit biru dan pelanginya ditambah tingkah gadis lucu itu, indah :)


Saat malam menjelang anak kecil itu selalu takut, takut saat pagi ia bangun tiba – tiba matahari tak datang, pelangi tak muncul tak ada lagi senyuman manis aahh sedih. Makanya anak kecil itu selalu tak sabar menunggu datangnya pagi. Setelah seharian menikmati awal musim semi itu yang indah ia tertidur dengan pulasnya ditambah keyakinan yang penuh karena esok hari ia akan merasakan keindahan itu lagi. Saat pagi menjelang matanya mulai sedikit demi sedikit membuka tiba – tiba ia mendengar rintikan hujan yang turun di luar, dengan keadaan sedikit tak sadar ia langsung membuka jendela dan ternyata hari itu hujan turun sedih rasanya, tak ada matahari yang menyambut paginya, gadis kecil itu mencari – cari pelangi ke langit aah percuma saja langit gelap sekali hari itu, kelabu :(


Keesokan harinya ia bangun lebih awal tapi tetap saja keadaan sama sekali tak berubah sedikit pun, hujan masih turun dan hari itu kabut mulai muncul, anak kecil itu pun masih mencari – cari di langit adakah sedikit warna pelangi, dan memang tidak ada, kelabu :(
Besok, besok, besok ia tetap menanti kedatangan matahari dan pelanginya itu tapi semuanya seperti sia – sia, sampai pada suatu pagi saat bangun tidur tak ada rintikan hujan yang seperti biasa ia dengar, sesaat ketika membuka jendela dan ternyata matahari menyambutnya, dengan pipi kemerahan ia hirup udara yang hangat saat ia melihat ke langit yang biru pelangi telah tersenyum indah menyambutku paginya itu, cantik :)
Aku masih ingat kabahagian saat dia kegirangan disambut cahaya matahari dan pelangi itu dan senyumnya masih sama, manis :)
Tanpa berpikir panjang gadis kecil itu langsung berlari keluar menikmati indahnya pagi itu, tak henti – hentinya ia melihat pelangi cantik itu sambil tersenyum ia ucapkan selamat pagi :)
Tapi,, tiba – tiba senyum manisnya yang ku llihat berubah menjadi ekspresi penuh kebingungan.
Tanpa ia sadari ternyata bajunya telah basah, iya basah kuyup, untuk meyakinkan bahwa ia melihat pelangi cantik itu ia terus - menerus melihat langit itu dan memang bener itu adalah pelangi tapi,, tapi mengapa ditempat ia berdiri hujan malah turun ??
Kuliat dia mengangkat tangannya ke atas ternyata pelangi itu memang jauh berada, jauh,, jauh,, jauh bahkan semakin menjauh lagi sampai hanya warna putih yang terlihat olehnya, kelabu :(
Keesokan harinya gadis mungil itu enggan untuk beranjak dari tempat tidur karena yakin pelangi yang ia tunggu – tunggu tak akan pernah muncul, jadi lebih baik tidur dan bermimpi matahari akan datang dan pelangi akan selalu menyambut hari – harinya. Tapi,, semakin ia bermimpi semakin kuat keinginannya untuk bertemu dengan menyaksikan hangatnya sapaan matahari itu. Pagi itu hujan deras tak ada lelahnya mengguyur bahkan kabut tebal mulai menyelimuti, dengan tekad dan keyakinan yang kuat gadis kecil itu keluar mencoba mencari keberadaan matahari dan pelangi indah itu. Bukankah kebahagian itu wajib dicari ?? bukan kah kebahagian itu butuh pengorbanan ?? itu yang terlintas dipikirannya.


Maka tak ada yang berani melarang ketika gadis kecil itu dengan beraninya menerobos rintikan hujan, berjalan ditengah gelapnya kabut tebal karena ia tau apa yang ia cari. Sesaat setelah keluar dari kenyamanan rumah terasa dingin dan gelap sempat ragu untuk berjalan namun indahnya pelangi selalu menjadi semangat untuk melangkahkan kakinya. setapak demi setapak ia lewati dengan kaki mungilnya, langkah demi langkah terus berjalan walau ntah sebenarnya ke mana kakinya melangkah karna sejauh mata memandang hanya kabut tebal yang terlihat namun disetiap langkah itu selalu ada harapan akan melihat cahaya matahari yang lembut. Berjalan ditengah kabut dan derasnya hujanlah pekerjaan yang mudah banyak sekali rintangannya sampai saat akan melangkah tiba – tiba kakinya menginjak topangan yang rapuh dan mengakibatkan tubuh mungilnya jatuh ke lubang dalaaam sekali. Sakit, kakinya terluka, badannya penuh dengan memar bahkan kepalanya terbentur, sulit rasanya untuk terbangun dan bangkit. Menyerah ?? menurutnya itu bukan pilihan, jatuh dilubang seperti ini tak ada orang yang peduli untuk apa tetap berdiam, maka anak kecil itu memejamkan matanya dan mencoba mengingat hangatnya matahari yang memeluk dengan cahayanya, indahnya pelangi dengan cantiknya melihat ia berlari tertawa – tawa, kemudian ia menarik napas dalam – dalam dan mencoba perlahan – lahan membuka mata, itu iya itu adalah tujuannya bukan jatuh di lubang ini, maka dengan cekatan segera bangkit dan mencoba keluar dari lubang ini. susah payah ia memanjat untuk naik ke permukaan dan saat sampai di atas ternyata hujan masih belum berhenti kabut pun enggan meninggalkan hujan sendirian, lelah letih dan rasa sakit bukan alasan untuk ia tidak melanjutkan perjalanan, tapi,, saat ia akan melangkahkan kakinya tiba –  terlihat rasa takut diraut wajah manisnya, takut terjatuh kembali, ia melihat ke sekeliling hanya ada warna putihnya kabut, aku melihat ia kebingungan harus ke mana ia melangkahkan kakinya, trauma, mungkin itu yang dirasankannya.
Akhirnya ia pun berjalan perlahan sangat perlahan rasa takut itu terus merasuki dirinya, tapi sinar yang dinanti tak kunjung datang, sebenarnya ke arah mana gadis itu berjalan ? ke arah mataharikah ? atau mungkin berjalan menjauhi matahari ? aku yakin gadis kecil itu pun bahkan tak tau ke mana ia berjalan.
Saat berjalan dengan perlahan dari kejauhan ia melihat ada sebuah gubuk, kemudian ia putuskan untuk bermalam di sana. Saat memasuki gubuk itu hanya ada korek api dan iya mencoba menggunakan itu untuk menghangatkan badannya walau tak cukup membantu. Satu batang korek api ia gunakan namun tak bertahan lama api pun padam, ia coba menyalakan kembali sampai beberapa batang korek api namun tak merubah keadaan juga. Karena kelelahan gadis mungil itupun tertidur dengan beberapa batang korek api di genggamannya. Ku perhatikan wajah manisnya itu aku harap dapat melihat senyum riangnya kembali, ntah apa yang ada dipikiranku tentang sosok gadis kecil itu, perbuatan bodoh kah ? atau sebuah perjuangan yang suatu saat akan menemukan apa yang ia cari. Lama aku pandangi wajah itu sampai aku pun tertidur lelap aku tahu bahwa gadis ini tak tau harus ke mana berjalan dan tak tau di mana letak tujuannya itu.


Tiba – tiba pagi menyambut masih dengan derasnya hujan dan kabut putihnya, rasanya aku melewatkan mimpi yang panjaaaang sekali, aku perhatikan sekitar dengan keadaanku sedikit sadar dan tiba – tiba terlintas dalam pikiranku, gadis kecil itu, tapi,, aku perhatikan sekeliling tak ada siapa – siapa, mungkinkah dia telah pergi ? aku benar – benar menyadarkan diri dan mencarinya, saat aku akan membangkitkan badan untuk bangun ternyata tangan kiriku menggenggam beberapa batang korek api yang telah digunakan.