Senin, 03 Februari 2014

Pelangi

Pagi itu setelah hujan mengguyur semaleman ternyata matahari menyambut dengan cerahnya di awal musim semi, udara pagi itu berubah menjadi hangat dan saat menghirup segarnya udara mataku tertuju pada langit yang biru dan tampak cantik saat tiba – tiba pelagi muncul tepat dihadapanku, indah :)


Aku melihat anak perempuan sekitar berumur 7 tahun tersenyum riang sambil mengangkat tangan ke arah pelangi berharap dapat meraihnya, dengan pipi kemerehan anak kecil itu terus tersenyum dan meloncat – loncat seakan pelangi itu dapat ia raih, lucu :)
Anak kecil itu pun berlari – lari di padang rumput yang hijau ditemani cahaya matahari yang lembut, bernyanyi – nyanyi walau kadang lirik yang ia nyanyikan salah atau nada yang tak beraturan tapi justru itu membuat aku tertawa – tawa kecil, indah :)
Aku masih ingat jelas saat di bawah pelangi itu ia bersama orang yang disayanginya bercengkrama saling berbicara walau tak bertema tapi ntah mengapa mereka dapat saling tersenyum bahagia,, bahagia sekali,, :)
Dan hal yang paling aku suka saat awal musim semi itu adalah cuaca yang masih terasa dingin tapi cahaya matahari dengan malu – malu mulai menggantikan kedinginan itu, bau daun yang mulai bersemangat untuk berfotosintes kembali, siulan burung – burung yang siap mewarnai langit biru dan pelanginya ditambah tingkah gadis lucu itu, indah :)


Saat malam menjelang anak kecil itu selalu takut, takut saat pagi ia bangun tiba – tiba matahari tak datang, pelangi tak muncul tak ada lagi senyuman manis aahh sedih. Makanya anak kecil itu selalu tak sabar menunggu datangnya pagi. Setelah seharian menikmati awal musim semi itu yang indah ia tertidur dengan pulasnya ditambah keyakinan yang penuh karena esok hari ia akan merasakan keindahan itu lagi. Saat pagi menjelang matanya mulai sedikit demi sedikit membuka tiba – tiba ia mendengar rintikan hujan yang turun di luar, dengan keadaan sedikit tak sadar ia langsung membuka jendela dan ternyata hari itu hujan turun sedih rasanya, tak ada matahari yang menyambut paginya, gadis kecil itu mencari – cari pelangi ke langit aah percuma saja langit gelap sekali hari itu, kelabu :(


Keesokan harinya ia bangun lebih awal tapi tetap saja keadaan sama sekali tak berubah sedikit pun, hujan masih turun dan hari itu kabut mulai muncul, anak kecil itu pun masih mencari – cari di langit adakah sedikit warna pelangi, dan memang tidak ada, kelabu :(
Besok, besok, besok ia tetap menanti kedatangan matahari dan pelanginya itu tapi semuanya seperti sia – sia, sampai pada suatu pagi saat bangun tidur tak ada rintikan hujan yang seperti biasa ia dengar, sesaat ketika membuka jendela dan ternyata matahari menyambutnya, dengan pipi kemerahan ia hirup udara yang hangat saat ia melihat ke langit yang biru pelangi telah tersenyum indah menyambutku paginya itu, cantik :)
Aku masih ingat kabahagian saat dia kegirangan disambut cahaya matahari dan pelangi itu dan senyumnya masih sama, manis :)
Tanpa berpikir panjang gadis kecil itu langsung berlari keluar menikmati indahnya pagi itu, tak henti – hentinya ia melihat pelangi cantik itu sambil tersenyum ia ucapkan selamat pagi :)
Tapi,, tiba – tiba senyum manisnya yang ku llihat berubah menjadi ekspresi penuh kebingungan.
Tanpa ia sadari ternyata bajunya telah basah, iya basah kuyup, untuk meyakinkan bahwa ia melihat pelangi cantik itu ia terus - menerus melihat langit itu dan memang bener itu adalah pelangi tapi,, tapi mengapa ditempat ia berdiri hujan malah turun ??
Kuliat dia mengangkat tangannya ke atas ternyata pelangi itu memang jauh berada, jauh,, jauh,, jauh bahkan semakin menjauh lagi sampai hanya warna putih yang terlihat olehnya, kelabu :(
Keesokan harinya gadis mungil itu enggan untuk beranjak dari tempat tidur karena yakin pelangi yang ia tunggu – tunggu tak akan pernah muncul, jadi lebih baik tidur dan bermimpi matahari akan datang dan pelangi akan selalu menyambut hari – harinya. Tapi,, semakin ia bermimpi semakin kuat keinginannya untuk bertemu dengan menyaksikan hangatnya sapaan matahari itu. Pagi itu hujan deras tak ada lelahnya mengguyur bahkan kabut tebal mulai menyelimuti, dengan tekad dan keyakinan yang kuat gadis kecil itu keluar mencoba mencari keberadaan matahari dan pelangi indah itu. Bukankah kebahagian itu wajib dicari ?? bukan kah kebahagian itu butuh pengorbanan ?? itu yang terlintas dipikirannya.


Maka tak ada yang berani melarang ketika gadis kecil itu dengan beraninya menerobos rintikan hujan, berjalan ditengah gelapnya kabut tebal karena ia tau apa yang ia cari. Sesaat setelah keluar dari kenyamanan rumah terasa dingin dan gelap sempat ragu untuk berjalan namun indahnya pelangi selalu menjadi semangat untuk melangkahkan kakinya. setapak demi setapak ia lewati dengan kaki mungilnya, langkah demi langkah terus berjalan walau ntah sebenarnya ke mana kakinya melangkah karna sejauh mata memandang hanya kabut tebal yang terlihat namun disetiap langkah itu selalu ada harapan akan melihat cahaya matahari yang lembut. Berjalan ditengah kabut dan derasnya hujanlah pekerjaan yang mudah banyak sekali rintangannya sampai saat akan melangkah tiba – tiba kakinya menginjak topangan yang rapuh dan mengakibatkan tubuh mungilnya jatuh ke lubang dalaaam sekali. Sakit, kakinya terluka, badannya penuh dengan memar bahkan kepalanya terbentur, sulit rasanya untuk terbangun dan bangkit. Menyerah ?? menurutnya itu bukan pilihan, jatuh dilubang seperti ini tak ada orang yang peduli untuk apa tetap berdiam, maka anak kecil itu memejamkan matanya dan mencoba mengingat hangatnya matahari yang memeluk dengan cahayanya, indahnya pelangi dengan cantiknya melihat ia berlari tertawa – tawa, kemudian ia menarik napas dalam – dalam dan mencoba perlahan – lahan membuka mata, itu iya itu adalah tujuannya bukan jatuh di lubang ini, maka dengan cekatan segera bangkit dan mencoba keluar dari lubang ini. susah payah ia memanjat untuk naik ke permukaan dan saat sampai di atas ternyata hujan masih belum berhenti kabut pun enggan meninggalkan hujan sendirian, lelah letih dan rasa sakit bukan alasan untuk ia tidak melanjutkan perjalanan, tapi,, saat ia akan melangkahkan kakinya tiba –  terlihat rasa takut diraut wajah manisnya, takut terjatuh kembali, ia melihat ke sekeliling hanya ada warna putihnya kabut, aku melihat ia kebingungan harus ke mana ia melangkahkan kakinya, trauma, mungkin itu yang dirasankannya.
Akhirnya ia pun berjalan perlahan sangat perlahan rasa takut itu terus merasuki dirinya, tapi sinar yang dinanti tak kunjung datang, sebenarnya ke arah mana gadis itu berjalan ? ke arah mataharikah ? atau mungkin berjalan menjauhi matahari ? aku yakin gadis kecil itu pun bahkan tak tau ke mana ia berjalan.
Saat berjalan dengan perlahan dari kejauhan ia melihat ada sebuah gubuk, kemudian ia putuskan untuk bermalam di sana. Saat memasuki gubuk itu hanya ada korek api dan iya mencoba menggunakan itu untuk menghangatkan badannya walau tak cukup membantu. Satu batang korek api ia gunakan namun tak bertahan lama api pun padam, ia coba menyalakan kembali sampai beberapa batang korek api namun tak merubah keadaan juga. Karena kelelahan gadis mungil itupun tertidur dengan beberapa batang korek api di genggamannya. Ku perhatikan wajah manisnya itu aku harap dapat melihat senyum riangnya kembali, ntah apa yang ada dipikiranku tentang sosok gadis kecil itu, perbuatan bodoh kah ? atau sebuah perjuangan yang suatu saat akan menemukan apa yang ia cari. Lama aku pandangi wajah itu sampai aku pun tertidur lelap aku tahu bahwa gadis ini tak tau harus ke mana berjalan dan tak tau di mana letak tujuannya itu.


Tiba – tiba pagi menyambut masih dengan derasnya hujan dan kabut putihnya, rasanya aku melewatkan mimpi yang panjaaaang sekali, aku perhatikan sekitar dengan keadaanku sedikit sadar dan tiba – tiba terlintas dalam pikiranku, gadis kecil itu, tapi,, aku perhatikan sekeliling tak ada siapa – siapa, mungkinkah dia telah pergi ? aku benar – benar menyadarkan diri dan mencarinya, saat aku akan membangkitkan badan untuk bangun ternyata tangan kiriku menggenggam beberapa batang korek api yang telah digunakan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar