Pagi itu setelah hujan mengguyur semaleman ternyata
matahari menyambut dengan cerahnya di awal musim semi, udara pagi itu berubah
menjadi hangat dan saat menghirup segarnya udara mataku tertuju pada langit
yang biru dan tampak cantik saat tiba – tiba pelagi muncul tepat dihadapanku,
indah :)
Aku melihat anak perempuan sekitar berumur 7 tahun
tersenyum riang sambil mengangkat tangan ke arah pelangi berharap dapat
meraihnya, dengan pipi kemerehan anak kecil itu terus tersenyum dan meloncat –
loncat seakan pelangi itu dapat ia raih, lucu :)
Anak kecil itu pun berlari – lari di padang rumput
yang hijau ditemani cahaya matahari yang lembut, bernyanyi – nyanyi walau
kadang lirik yang ia nyanyikan salah atau nada yang tak beraturan tapi justru
itu membuat aku tertawa – tawa kecil, indah :)
Aku masih ingat jelas saat di bawah pelangi itu ia
bersama orang yang disayanginya bercengkrama saling berbicara walau tak bertema
tapi ntah mengapa mereka dapat saling tersenyum bahagia,, bahagia sekali,, :)
Dan hal
yang paling aku suka saat awal musim semi itu adalah cuaca yang masih terasa
dingin tapi cahaya matahari dengan malu – malu mulai menggantikan kedinginan
itu, bau daun yang mulai bersemangat untuk berfotosintes kembali, siulan burung
– burung yang siap mewarnai langit biru dan pelanginya ditambah tingkah gadis
lucu itu, indah :)
Saat malam
menjelang anak kecil itu selalu takut, takut saat pagi ia bangun tiba – tiba
matahari tak datang, pelangi tak muncul tak ada lagi senyuman manis aahh sedih.
Makanya anak kecil itu selalu tak sabar menunggu datangnya pagi. Setelah
seharian menikmati awal musim semi itu yang indah ia tertidur dengan pulasnya
ditambah keyakinan yang penuh karena esok hari ia akan merasakan keindahan itu
lagi. Saat pagi menjelang matanya mulai sedikit demi sedikit membuka tiba –
tiba ia mendengar rintikan hujan yang turun di luar, dengan keadaan sedikit tak
sadar ia langsung membuka jendela dan ternyata hari itu hujan turun sedih
rasanya, tak ada matahari yang menyambut paginya, gadis kecil itu mencari –
cari pelangi ke langit aah percuma saja langit gelap sekali hari itu, kelabu :(
Keesokan harinya
ia bangun lebih awal tapi tetap saja keadaan sama sekali tak berubah sedikit
pun, hujan masih turun dan hari itu kabut mulai muncul, anak kecil itu pun masih
mencari – cari di langit adakah sedikit warna pelangi, dan memang tidak ada,
kelabu :(
Besok,
besok, besok ia tetap menanti kedatangan matahari dan pelanginya itu tapi
semuanya seperti sia – sia, sampai pada suatu pagi saat bangun tidur tak ada
rintikan hujan yang seperti biasa ia dengar, sesaat ketika membuka jendela dan
ternyata matahari menyambutnya, dengan pipi kemerahan ia hirup udara yang
hangat saat ia melihat ke langit yang biru pelangi telah tersenyum indah
menyambutku paginya itu, cantik :)
Aku masih ingat kabahagian saat dia kegirangan
disambut cahaya matahari dan pelangi itu dan senyumnya masih sama, manis :)
Tanpa berpikir panjang gadis kecil itu langsung
berlari keluar menikmati indahnya pagi itu, tak henti – hentinya ia melihat
pelangi cantik itu sambil tersenyum ia ucapkan selamat pagi :)
Tapi,, tiba – tiba senyum manisnya yang ku llihat
berubah menjadi ekspresi penuh kebingungan.
Tanpa ia sadari ternyata bajunya telah basah, iya
basah kuyup, untuk meyakinkan bahwa ia melihat pelangi cantik itu ia terus -
menerus melihat langit itu dan memang bener itu adalah pelangi tapi,, tapi
mengapa ditempat ia berdiri hujan malah turun ??
Kuliat
dia mengangkat tangannya ke atas ternyata pelangi itu memang jauh berada,
jauh,, jauh,, jauh bahkan semakin menjauh lagi sampai hanya warna putih yang
terlihat olehnya, kelabu :(
Keesokan harinya gadis mungil itu enggan untuk
beranjak dari tempat tidur karena yakin pelangi yang ia tunggu – tunggu tak
akan pernah muncul, jadi lebih baik tidur dan bermimpi matahari akan datang dan
pelangi akan selalu menyambut hari – harinya. Tapi,, semakin ia bermimpi
semakin kuat keinginannya untuk bertemu dengan menyaksikan hangatnya sapaan
matahari itu. Pagi itu hujan deras tak ada lelahnya mengguyur bahkan kabut
tebal mulai menyelimuti, dengan tekad dan keyakinan yang kuat gadis kecil itu keluar
mencoba mencari keberadaan matahari dan pelangi indah itu. Bukankah kebahagian
itu wajib dicari ?? bukan kah kebahagian itu butuh pengorbanan ?? itu yang
terlintas dipikirannya.
Maka tak ada yang berani melarang ketika gadis
kecil itu dengan beraninya menerobos rintikan hujan, berjalan ditengah gelapnya
kabut tebal karena ia tau apa yang ia cari. Sesaat setelah keluar dari
kenyamanan rumah terasa dingin dan gelap sempat ragu untuk berjalan namun
indahnya pelangi selalu menjadi semangat untuk melangkahkan kakinya. setapak
demi setapak ia lewati dengan kaki mungilnya, langkah demi langkah terus
berjalan walau ntah sebenarnya ke mana kakinya melangkah karna sejauh mata
memandang hanya kabut tebal yang terlihat namun disetiap langkah itu selalu ada
harapan akan melihat cahaya matahari yang lembut. Berjalan ditengah kabut dan
derasnya hujanlah pekerjaan yang mudah banyak sekali rintangannya sampai saat
akan melangkah tiba – tiba kakinya menginjak topangan yang rapuh dan
mengakibatkan tubuh mungilnya jatuh ke lubang dalaaam sekali. Sakit, kakinya
terluka, badannya penuh dengan memar bahkan kepalanya terbentur, sulit rasanya
untuk terbangun dan bangkit. Menyerah ?? menurutnya itu bukan pilihan, jatuh
dilubang seperti ini tak ada orang yang peduli untuk apa tetap berdiam, maka anak
kecil itu memejamkan matanya dan mencoba mengingat hangatnya matahari yang memeluk
dengan cahayanya, indahnya pelangi dengan cantiknya melihat ia berlari tertawa
– tawa, kemudian ia menarik napas dalam – dalam dan mencoba perlahan – lahan membuka
mata, itu iya itu adalah tujuannya bukan jatuh di lubang ini, maka dengan
cekatan segera bangkit dan mencoba keluar dari lubang ini. susah payah ia
memanjat untuk naik ke permukaan dan saat sampai di atas ternyata hujan masih
belum berhenti kabut pun enggan meninggalkan hujan sendirian, lelah letih dan rasa
sakit bukan alasan untuk ia tidak melanjutkan perjalanan, tapi,, saat ia akan
melangkahkan kakinya tiba – terlihat
rasa takut diraut wajah manisnya, takut terjatuh kembali, ia melihat ke
sekeliling hanya ada warna putihnya kabut, aku melihat ia kebingungan harus ke
mana ia melangkahkan kakinya, trauma, mungkin itu yang dirasankannya.
Akhirnya
ia pun berjalan perlahan sangat perlahan rasa takut itu terus merasuki dirinya,
tapi sinar yang dinanti tak kunjung datang, sebenarnya ke arah mana gadis itu
berjalan ? ke arah mataharikah ? atau mungkin berjalan menjauhi matahari ? aku
yakin gadis kecil itu pun bahkan tak tau ke mana ia berjalan.
Saat
berjalan dengan perlahan dari kejauhan ia melihat ada sebuah gubuk, kemudian ia
putuskan untuk bermalam di sana. Saat memasuki gubuk itu hanya ada korek api
dan iya mencoba menggunakan itu untuk menghangatkan badannya walau tak cukup
membantu. Satu batang korek api ia gunakan namun tak bertahan lama api pun
padam, ia coba menyalakan kembali sampai beberapa batang korek api namun tak
merubah keadaan juga. Karena kelelahan gadis mungil itupun tertidur dengan beberapa batang korek api di genggamannya. Ku perhatikan wajah manisnya itu aku harap dapat
melihat senyum riangnya kembali, ntah apa yang ada dipikiranku tentang sosok
gadis kecil itu, perbuatan bodoh kah ? atau sebuah perjuangan yang suatu saat
akan menemukan apa yang ia cari. Lama aku pandangi wajah itu sampai aku pun
tertidur lelap aku tahu bahwa gadis ini tak tau harus ke mana berjalan dan tak
tau di mana letak tujuannya itu.
Tiba –
tiba pagi menyambut masih dengan derasnya hujan dan kabut putihnya, rasanya aku
melewatkan mimpi yang panjaaaang sekali, aku perhatikan sekitar dengan
keadaanku sedikit sadar dan tiba – tiba terlintas dalam pikiranku, gadis kecil
itu, tapi,, aku perhatikan sekeliling tak ada siapa – siapa, mungkinkah dia
telah pergi ? aku benar – benar menyadarkan diri dan mencarinya, saat aku akan
membangkitkan badan untuk bangun ternyata tangan kiriku menggenggam beberapa batang korek api yang telah digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar